Tahu Pong
Mengapa dinamakan tahu pong? Makanan ini berbahan dasar tahu tanpa isi alias kopong (kosong). Tahu pong biasanya langsung di goreng saat kita memesan, jadi disajikan masih dalam keadaan panas.
Kemudian akan disajikan pula kuah warna coklat kehitaman yaitu kuah sambel kecap petis untuk mencocol si tahu pong. Rasanya manis dan gurih dengan aroma bawang putih yang cukup menyengat.
Selain tahu pong biasa, tersedia pula menu tahu gimbal, tahu kopyok dan tahu emplek (tahu cina lembut). Tahu Emplek disajikan lebih padat dan dengan porsi yang cukup banyak, serta di tambah 1 butir telor yang di goreng kering.
Sedangkan tahu kopyok makannya mirip martabak telor. Dimana tahu dihancurkan dan di kopyok (dicampur) dengan telur yang didadar plus di tambah daun bawang.
Dan sebagai pelengkap semua menu diatas adalah serutan lobak yang dibuat acar. Rasanya segar sebagai penawar kuah sambal kecapnya yang pedas di lidah.
Di Semarang Anda bisa menikmati tahu pong di Jl.Gajah Mada dan di Jl.Depok yang sudah cukup terkenal.
Untuk harganya relatif murah, dengan uang Rp.10.000 - Rp.20.000 Anda sudah bisa menikmati hangatnya tahu pong Semarang.
Kuliner Semarang
Menurut catatan sejarah, Semarang sudah dikenal sebagai kota pelabuhan dan perdagangan yang berpengaruh di pulau Jawa sejak berabad-abad silam. Banyak pedagang dari berbagai negara datang melalui kota pelabuhan ini. Pedagang-pedagang dari Gujarat, India, Eropa, China, Timur Tenga dan Melayu pernah menyambanginya. Ada banyak motif, misalnya untuk berdagang, mencari rempah-rempah hingga misi penyebran agama
Rekam jejak peninggalan bangsa-bangsa asing masih jelas terlihat dipenjuru kota Semarang. Mulai dari Kawasan Kota Lama yang merupakan peninggalan bangsa Eropa, Kawasan Pekojan atau biasa di sebut Kampung Koja yang merupakan basis masyarakat muslim India. Selain itu juga ada Kampung Melayu yang merupakan pusat kegiatan masyarakat Melayu Arab, dan Kawasan Pecinan di Gang Lombok yang di dominasi warga keturunan Tionghoa
Kedatangan bangsa asing juga membawa pengaruh terhadap budaya lokal lewat proses akulturasi budaya. Mulai dari arsitektur bangunan, tata kota, kesenian tradisional hingga makanan. Salah satu hasil perkawina budaya ini menghasilkan seni kuliner blasteran yang tampil degan bentuk dan cita rasa yang unik. Banyak sekali tempat makan di Semarang yang menyajikan menu hasil kawin silang yang sudah melegenda
Contoh masakan hasil kawin silang yang terkenal di Semarang misalnya Lunpia yang merupakan hasil perkawinan seni kuliner China-Jawa. Galantin (galantine), dan Kroket (produk silang Indo-Belanda). Sementara itu dikawasan Pekojan dan Kampung Melayu, masyarakat muslim lebih suka menyantap bubur sambal dan kurma saat berbuka puasa yang merupakan perpaduan budaya lokal Jawa - Timur Tengah.
Selain itu, Semarang juga punya makanan dengan selera tradisional yang menggoda, misalnya Soto Semarang, Nasi Pecel, Nasi Ayam, Jamu Jun, Wedang Sekoteng, Wedang Ronde, Wedan Kacang, Ganjel Rel dll. Asyik bukan? Jika Anda pecinta wisata kuliner, jangan lewatkan mengunjungi Semarang dan menikmati berbagai sajian yang mengundang selera. Mulai dari menu tradisonal hingga blasteran semuanya ada di Semarang.